Saya Bukan De Bruyne yang Baru Saja

Ketika berbicara tentang sepak bola, perbandingan dengan pemain legendaris sering kali mengundang perhatian. Hal ini pun terjadi pada gelandang muda yang berbakat, Tijjani Reijnders, yang sedang berkembang bersama tim besar Inggris. Dalam sebuah wawancara, Reijnders mencurahkan pandangannya mengenai perbandingan ini dan apa yang membedakannya dari sang legenda, Kevin De Bruyne.

Reijnders mengungkapkan bahwa meskipun banyak yang membandingkan dirinya dengan De Bruyne setelah penampilan debutnya yang mengesankan, ia tidak ingin diidentifikasi hanya sebagai pengganti. Ia menyadari bahwa setiap pemain memiliki gaya dan karakteristik yang unik.

“Setelah debut saya melawan Wolves, banyak analis yang menyebutkan nama Kevin De Bruyne. Itu adalah sebuah pujian besar bagi saya. Namun, saya percaya peran dan kualitas saya berbeda,” ungkapnya dengan penuh percaya diri.

Menyikapi Perbandingan dengan Kevin De Bruyne Secara Bijak

Pujian dari para analis sepak bola menunjukkan tingkat performa yang baik, tetapi Reijnders mengingatkan bahwa ia adalah dirinya sendiri. Ia tidak ingin terjebak dalam bayang-bayang pemain yang sudah sangat dikenal dunia. Dalam kesadaran itu, ia tetap fokus pada pengembangan permainan pribadi.

“Saya sering mengatakan bahwa saya bukan De Bruyne yang baru,” tegasnya. Reijnders percaya bahwa dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, ia bisa menonjol dengan cara yang khas.

Reijnders menjelaskan lebih lanjut tentang posisinya di lapangan. “Saya adalah gelandang yang dapat beroperasi di berbagai posisi, tetapi saya melihat diri saya paling cocok sebagai pemain nomor delapan,” jelasnya. Menurutnya, peran ini membantunya terlibat dalam permainan mulai dari bertahan hingga menyerang.

Peran sebagai Gelandang Serba Bisa dalam Tim

Dalam konteks perannya sebagai gelandang serba bisa, Tijjani mengakui bahwa ia mampu beradaptasi dengan kebutuhan tim. “Saya seorang pemain box-to-box, yang sering beroperasi antara pertahanan dan serangan,” lanjutnya. Ini adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam strategi modern sepak bola.

Keahlian tersebut memungkinkan Reijnders untuk terlibat dalam membangun serangan, serta berkontribusi di fase akhir. Ia menyukai tantangan ini dan menjadikannya sebagai bagian integral dari permainannya.

“Kemampuan terbesar saya adalah berada di posisi yang tepat untuk mencetak gol. Biasanya, saya mendapatkan dua peluang bagus per pertandingan,” jelasnya dengan nada optimis. Meskipun ia belum mampu mencetak gol sebanyak saat bermain di Milan, ia tetap yakin bahwa momen itu akan datang.

Pengalaman dan Harapan di Masa Depan

Reijnders menyatakan bahwa pengalaman di Milan telah membentuknya menjadi pemain yang lebih baik. Dia mengakui bahwa dengan setiap pertandingan, ia semakin belajar bagaimana memanfaatkan keunggulan dalam setiap kesempatan. Hal ini memberi motivasi yang cukup untuk terus berkembang.

“Saya yakin gol-gol akan datang lagi. Proses ini memang membutuhkan waktu, tetapi saya berkomitmen untuk terus bekerja keras,” paparnya. Rasa percaya diri ini jelas terlihat dalam cara ia berbicara tentang potensinya.

Selain itu, Tijjani berharap bahwa kontribusinya di Manchester City akan membawa dampak positif bagi tim. Ia ingin menjadi bagian dari kesuksesan tim dan berpartisipasi dalam pencapaian yang lebih besar lagi.

Related posts